Kamis, 20 Maret 2014

Bismillah, dan Aku pun Berjilbab

Alhamdulillah, 1 dari wishlistku di sini sudah ada yang terwujud. Wishlist yang bukan diurutan pertama dan aku tulis sekenanya dengan penjelasan yang amburadul. Aku berjilbab. Ya, kurang dari 2 bulan sejak ditulisnya wishlist itu, Allah menunjukkan aku jalan untuk berjilbab. Sebenarnya keinginan untuk berjilbab sudah ada pada diriku sejak lebaran tahun lalu, namun yaa seperti kebiasaanku pada umumnya yang mudah on fire kalo lagi anget-anget tai ayamnya, tapi kalo momentnya sudah terlewati ya sudah lupa lagi, heheee.

Waktu itu pertengahan November tahun 2013 lalu, pacarku mengutarakan keinginannya untuk break pacaran. Sekonyong-konyong panas dingin badan ini mendengarnya, bagaimana tidak? Selama pacaran, bisa dibilang kami pasangan yang adem ayem, jarang bertengkar, jarang ribut, jarang ada masalah lah pokoknya. Tapi kenapa tiba-tiba dia ngajak break?? Sampai akhirnya aku mengikuti juga kemauannya untuk break. Sakit? Iya. Bingung? Banget. Tapi mau gimana lagi, daripada ngajak ribut dan ujung-ujungnya putus, mending terima dulu aja sambil ngademin hati dan pikiran. not worthy

Masa-masa break aku pun semakin mendekatkan diri kepada Allah, klise? Memang, aku sama dengan orang kebanyakan yang merasa membutuhkan Tuhannya ketika ditimpa masalah, untungnya Tuhanku Maha Baik (Maafkan hambamu ini Ya Allah). Selama proses pendekatan kepada Allah, mulailah terkuak satu-persatu alasan pacarku ingin break, salah satunya adalah dia ingin aku berjilbab tapi tidak berani untuk bilang langsung. Dari situlah awalnya mulai muncul semua keinginan, pemikiran, dan niat untuk berjilbab yang tadinya sudah hampir tekubur dan terlupakan. Tapi aku sadar bukan begini caranya aku berjilbab, bukan dengan alasan ini aku akan berjilbab. Tidak. Mulailah fase galau-menggalau. Banyak pertanyaan bertebaran di otakku, sekarangkah saatnya aku berjilbab? Kenapa aku harus berjilbab? Bagaimana nanti pandangan orang-orang terdekatku? Lalu bagaimana nanti dengan kerudung dan baju-baju untukku berjilbab? Apakah aku bisa istiqomah nantinya kalau sudah berjilbab? Aku mulai mencari-cari referensi di google tentang hukum  dan perintah berjilbab, pengalaman-pengalaman dalam berjilbab, tutorial model-model jilbab, dan style-style dalam berbusana. Pun aku mulai bertanya pendapat ke orang-orang terdekatku. Kalau dari Orang tuaku alhamdulillah beliau sangat mendukung, apalagi Bapak yang sejak dulu memang sudah memintaku untuk berjilbab. Respon dari adik-adikku pun cukup baik, walaupun mereka menyerahkan keputusan kepadaku. Namun tidak begitu dengan sahabat-sahabatku, mereka tidak sekonyong-konyong mendukung, tapi tidak juga melarang, mereka kritis, tanya ini-itu, beruntung aku punya sahabat seperti mereka. Sampai pada akhirnya aku meyakinkan diri. Bismillah, aku ingin belajar berjilbab.

Beruntunglah aku juga mempunyai teman sekamar yang begitu sabar mendengarkan keluh kesahku, menemaniku selama proses dalam berjilbab, membantuku banyak hal dari meluruskan niat berjilbab, untuk mix n match berpakaian, dan belajar memakai jilbab karena dia sudah berjilbab terlebih dahulu. Aku ingat sekali hari pertama aku mengenakan jilbab di tempat umum. Sabtu, 14 Desember 2013 sepulang kerja, aku berencana mencari kado untuk adik laki-lakiku yang besoknya berulang tahun. Aku mengutarakan keinginanku untuk mulai berjilbab pada hari itu kepada teman sekamarku. Dia berkata, belajar pelan-pelan mulai dengan berjilbab dan pergi ke tempat umum setiap malam, adaptasi dulu dengan lingkungan, bikin nyaman dulu. Oke, aku pun setuju. Malam itu, rasanya aneh dan jantung berdebar-debar ketika nge-mall mengenakan jilbab, ada rasa takut dilihat aneh oleh orang-orang sekitar, tapi nyatanya mereka cuek-cuek aja tuh. Dan setiap malam aku berjilbab, keluar rumah, foto-foto, begitu seterusnya selama seminggu, namun ketika ke kantor aku belum mengenakan jilbab karena sebentar lagi libur panjang dan setelah dipikir-pikir nanti saja sekalian hari pertama masuk setelah libur natal dan tahun baru. Oiya, saking senangnya aku berjilbab, Bapak bahkan menyuntikkan aliran dana untuk beli pakaian panjang, kerudung, dan perlengkapan jilbab. Alhamdulillah...

Sekarang, insyaallah aku sudah mengenakan jilbab baik di kantor, maupun keluar rumah, pun dihadapan laki-laki yang bukan muhrimku. Tentu jilbabku masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, itulah sebabnya aku mencoba, aku belajar, aku berani, aku berproses. batting eyelashes


Ya Allah, bantu dan mudahkan aku untuk istiqomah dalam menutup aurat.
Luruskan niatku karena mengharap ridha-Mu Ta'ala.
Aamiin, aamiin, Ya Rabbalalamin~

"Berjilbab itu bukan tentang kesiapan hati, tapi tentang mau atau tidak untuk berjilbab. Pahamilah bahwa kewajiban seorang muslimah itu solat dan menutup aurat, bukan solat dulu baru menutup aurat. -Laras"

Tidak ada komentar :

Posting Komentar